Apa hubungannya Ruh dengan Darah ? Mengapa kalau orang mati darahnya tidak
ada ?
JAWABAN 2:
Untuk menjawab pertanyaan anda ini, pembicaraan tentu menyangkut apa
itu hidup,apa itu mati,apa itu ruh, dan apa itu darah.menurut itikad
ahlussunnah Waljamah,bahwa kehidupan atau Alhayat dan Almaut itu, adalah amrun
wujudy,perkara yang bangsa ada, yaitu mahluk artinya : dijadikan.Mati diadikan
oleh alah SWT. Sebagaimana
juga hidup itu dijadikan. perhatikan Firman Allah SWT dalam suratul Mulkayat 2
sebagai berikut:
االذَّيْ خَلَقَ
المَوْتَ وَالحَيَاةَ لِيَبلُوَكُم ْاَيُّّكُمْ
اَحْسَنُ عَمَلاً
Artinya :Dialah yang menjadikan mati dan hidup,untuk menguji kamu,siapa
diantara kamu yang paling baik amalnya
Lagipula hidup itu
bukanlah ruh dan roh itu bukan kehidupan, Hanya nisbah antara hidup dan ruh
itu,berlazim-laziman pada adat saja.dan tidak berlazim-laziman pada
akal.ketrangan untuk ini marilah kita buka kitab Hasyiatussyarqawy ala
syarhil hudhudy ala Ummil Barohim, halaman 72, sebagai berikut:
وَاعْلَمْ اَنَّ الحَيَاةَ الحَادِثَةَ لَيْسَتْ هِيَ الرُّوْحَ وَلاَ
مَلْزُومَةَ لَهُ عَقْلاً بَلْ يَجْتَمِعَانِ عَا دَةً وَيَصِحُّ
ِافْتِرَاقُهُمُاَ فََقَدْ خَلَقَ اللهُ تَعَا لىَ
فِيْ كَثِيْرٍ مِنَ الْجَمَادَاتِ مُعْجِزَةً اَوْ كَرَامَةً
مِنْ غَيرِ ثُبُوْتِ اَرْوَاحٍ لَهَا كَتَسْلِيْمِ الشَّجَرِ عَلىَ المُْسْطَفىَ
وَتَسْبِيْحِ الحَصىَ فِيْ كَفِّهِ صَلىَ اللهُ عَاَيهِ وَسَلَّمَ
Artinya : Dan ketahwilah bahwa kehidupan yang bahru bukanlah dianya itu ruh, dan tidak
dilazimi baginya menurut akal bahkan keduanya itu berhimpun menurut adat . Dan shah perceraian keduanya . maka
sesungguhnya ada banyak menjadikan Allah SWT. Akan kehidupan pada barang
–barang beku, sebagai mu’jizat ataupun karomat , tanpa ketetapan ruh-ruh bagi
–benda-benda itu, seperti memberi salamnya pohon kepada Nabi SAW. Dan ber
tasbihnya batu-batu kerikil pada tapak tangan Nabi SAW.
Adapun roh itu ,menurut qaul yang di bangsakan kepada imam malik:
ِهيَ جِسمٌ ذُوْصُوْرَةٍ كَصُورَةِ الْجَسَدِ فِي
الشَّكْلِ وَالْهَيئَةِ
Artinya :jisim yang mempunyai
rupa seperti rupa tubuh, pada bentuk dan kelakuannya.
Pendapat Imamul Haromain Lebih jelas lagi yaitu:
ِجسْمٌٌ لَطِيْفٌ شَفََّافٌ مُشْتَبِكُ بِالْجِسْمِ
كَاشِْتيَاكِ الْمَاءِ
بِالْعَودِالاَخضَرِ
Artinya :Jisim yang halus
yang jernnih yang mersa pada badan seperti mersanya air pada kayu-kayuan yang
hijau.
Tersebut pula dalam Hasiyah Al’Alamatul Amier atas syarah Asysaykh
Abdussalam atas Aljauharah fil ilmi kalam,halaman 97,sebagai berikut:
وَصَرَّحَ الْعِزُّبْنُ عَبْدِ السَّلاَمِ بِاَنَّ
فِيْ كُلِّ جَسَدٍ رُوْحَيْنِ اِحْدَاهُمَا رُوْحُ الْيَقََظََةِ الَّتِيْ اَجْرَى
اللهُ الْعَادَةَ بِاَنَّهَا اِذَا كَانَتْ فِيْ الجَسَدِ كَانَ الاِنْسَانُ
مُسْتَيْقِظاً فَاِذَا خَرَجَتْ مِنهُ نَامَ وَرَاَتْ تِلْكَ الرُّوْحُ
المَنَامَاتِ وَالاُخْرَى رُوْح ُالحَيَاةِ الَّتِى اَجْرَى اللهُ العَادَةَ
بِاَنََّهَا اِذََاكَانَتْ فِي اْجَسَدِ كَانَ حَيًًّا فَاِذَا فَارَقْتُهُ مَاتَ
رُوْهَاتَانِ الرُّوْحَانِ فِي بَاطِنِ الاِنْسَانِ لاَ يُعُرَفُ مَقَرُّهُمَا
اِلاَّ مَنْ اَطْلَعَهُ اللهُ عَلىَ ذَالِكَ
Artinya:Telah mengatakan oleh Izzuddin Ibnu
Abdissalam, bahwa pada tiap-tiap jasad itu ada dua ruh. Salah satu dari
keduanya ialah Ruhul Yaqadzah (Ruh jaga), yang dialirkan Allah ada jika ia berada pada jasad, jadilah manusia itu
jaga atau melek, Maka apabila keluar ia daripadanya,tidurlah manusia,Ialah
Ruhul-hayat,jika ia berada pada suatu jasad,jadilah ia hidup. Maka apabila ia
erpisah dari badan,matilah manusia, dan kedua-dua ruh ini berada dalam batin
manusia, yang tidak mengetaui tempat ketetapannya melainkan orang yang di
perlihatkan Allah kepadanya atas yang demikian itu.
Demikian menurut IzzuddinAbdissalam.
Kita tidak akan
berbiicara tentang ruh,lebih banyak dari pada apa yang kita peroleh nash-nya
dari kitab-kitab Agama. Mendalami pembicaraan mengenai ruh , adalah termasuk
apa-apa yang tidak dilakukan oleh Rasulallah SAW.
Sebagaimana yang
dikatakan oleh Allaqqaany Dalam Yauharatutauhid:
وَلاَ تَخُضْ فِي الرُّْوح ِاِذَا مَا وَرَدَ ا
# نَصٌّ عَنِ الشَارِعِ لَكِنْ وُجِدا
ِلمَا لِكٍ هِيَ صُوْرَةٌ كَالْجَسَدِ # فَحَسبُكَ
النَّضُّّ بِهَذَا لسَّنَدِ
Artinya:janganlah
kamu mendalami pembicaraan tentang ruh, karena tidak datang nash dari agama tentang
itu,akan tetapi
ada diperoleh oleh imam Malik,Ruh itu rupa seperti jasad,maka cukuplah untukmu
nashnya dengan sanad ini.
Ibnu
Ruslan pun menegaskan persoslan membicarakan ruh ini, dalam Zubadnya:
وَالرُّوْحُ ماَ اَخْبَرَ
عَنْهَا المُجْتَبَ
# فَنُمْسِكُ الَمَقَالَ عَنْهاَ اَدَباَ
Artinya:Dan
persoalan Ruh,yang dibertakan oleh Nabi yang terpilih,maka kita menahan
pembicaraan tentang itu, karena menjalankan adab.
Perhatikanlah
akan firman Allah SWT.dalam surat Israa’, ayat 85, sbb:
وَيَسْاَلُوْنَكَ
عَنِ الرُّوْحِ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِيْ رَبِّيْ وَمَا اُوْتِيْتُمْ مِنَ
الْعِلْمِ اِلاَّ قَلِيْلاً
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang
ruh,katakanlah:Ruh itu termasuk urusan tuhanku,dan tdaklah kamu diberikan ilmu
pengetahuan kecuali hanya sedikit.
bukankah ruh itu
adalah hakikatnya ? Sudah barang tentu,
Hakikatnya itu yelah diajarkan oleh Allah kepada junjungan kita radullah SAW.tetapi
apakah hikmahnya maka tidak dijelaskan masalah ruh ini kepda mereka yang
menyanyakannya.
Ketahuilah bahwa
yang bertanya tentang ruh dikala itu adalah orang-orang yahudi, Menurut apa
yang tertera dalam kitab-kitab mereka,setengah dari tanda Nubuwwatnya Nabi Muhammad
SAW.adalah tidak menjawabnya adalah untuk mencocokkan apa yang tertera dalam
kitab mereka.
Dan karena
pertanyaan mereka itu adalah pertanyaan untuk melemahkan dan menyalahkan,lagipula
Ruh itu merupakan kata yang dipersekutukan antara : ruh manusia, jibril, satu
macam malaekat yang bernama Ruh, malaekat lain, Alquran dan sayyidina Isa bin Maryam
As. Maka dijawab satu dari padanya, niscaya berkata Yahhudi-Yahudi itu, bukan
ini yang kami kehendaki, karena ke ingkaran mereka. Maka datanglah jawaban
secara mujmal atas jalan yang meliputi tiap-tiap ma’na Ruh.
Nah, demikianlah pembicaraan
mengenai Ruh, Dan jika anda berminat banyak untuk persoslan ini, dapatlah anda
membaca kitab-kitab yang membicarakan tentang Ruh,yang paling banyak menurut
penilaian kami diantara yang membicarakan itu adalah tulisan Alhafidz Ibnu
Mandah. kami persilahkan anda untuk menela’ahnya.
Kini marilah kita
berbicara tentang darah, darah itu terdiri dari 40% atas sel-sel, sebagian
besar sel-sel merah 60% terdiri atau zat
cair; Plasma darah. Darah mempunyai funggsi banyak: Diantaranya: mengangkut
zat-zat yang perlu untuk pertumbuhan sel-sel dan mengangkut kembali ampas-ampas
yang tebentruk sesudah pekerjaan sel-sel. Diantara fungsinya pula,membela badan
terhadap penyebab-penyebab penyakit.
menjawab pertanyaan anda mengapa orang mati tidak ada
darahnya, maka menurut catatan ilmu kedokteran , bahwa mati itu adalah keadaan
seorang , jika berbagai macam alat badan
sudah tidak dapat menjalani fungsinya lagi. Dengan sendirinya darah- darah yang
tadinya mengalir tidak dikekang oleh debaran-debran jantung, yang sudah tidak
bekerja maka darah-darah itu turun ke bagian badan yang paling rendah dan
membeku disana.Yang denganyalah terjadilah lebab mayat atau hypostase.Itulah
sebabnya orang yang mati tidak ada darahnya yang mengalir karena darahnya sudah
membeku di bagian badanya yang paling rendah.
wallahu
Waliyuttaufiq wal Hidayah.
Sumber:Taudihul Adillah Jilid 5/100 Masalah
Agama/KH. M.Syafi’I Hadzmi/Halaman :03 /Menara Kudus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar