Selasa, 09 Mei 2017

Hubungan Ruh dengan Darah

PERTANYAAN       2:
Apa hubungannya Ruh dengan Darah  ? Mengapa kalau orang mati darahnya tidak ada  ?

JAWABAN   2:
Untuk menjawab pertanyaan anda ini, pembicaraan tentu menyangkut apa itu hidup,apa itu mati,apa itu ruh, dan apa itu darah.menurut itikad ahlussunnah Waljamah,bahwa kehidupan atau Alhayat dan Almaut itu, adalah amrun wujudy,perkara yang bangsa ada, yaitu mahluk artinya : dijadikan.Mati diadikan oleh alah SWT. Sebagaimana juga hidup itu dijadikan. perhatikan Firman Allah SWT dalam suratul Mulkayat 2 sebagai berikut:

االذَّيْ خَلَقَ المَوْتَ وَالحَيَاةَ  لِيَبلُوَكُم ْاَيُّّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلاً
Artinya      :Dialah yang menjadikan mati dan hidup,untuk menguji kamu,siapa diantara kamu yang paling baik amalnya
                 
      Lagipula hidup itu bukanlah ruh dan roh itu bukan kehidupan, Hanya nisbah antara hidup dan ruh itu,berlazim-laziman pada adat saja.dan tidak berlazim-laziman pada akal.ketrangan untuk ini marilah kita buka kitab Hasyiatussyarqawy ala syarhil hudhudy ala Ummil Barohim, halaman 72, sebagai berikut:

وَاعْلَمْ اَنَّ الحَيَاةَ الحَادِثَةَ لَيْسَتْ هِيَ الرُّوْحَ وَلاَ مَلْزُومَةَ لَهُ عَقْلاً بَلْ يَجْتَمِعَانِ عَا دَةً وَيَصِحُّ ِافْتِرَاقُهُمُاَ فََقَدْ خَلَقَ اللهُ تَعَا لىَ
فِيْ كَثِيْرٍ مِنَ الْجَمَادَاتِ مُعْجِزَةً اَوْ كَرَامَةً مِنْ غَيرِ ثُبُوْتِ اَرْوَاحٍ لَهَا كَتَسْلِيْمِ الشَّجَرِ عَلىَ المُْسْطَفىَ وَتَسْبِيْحِ الحَصىَ فِيْ كَفِّهِ صَلىَ اللهُ عَاَيهِ وَسَلَّمَ
Artinya  :  Dan ketahwilah bahwa kehidupan yang  bahru bukanlah dianya itu ruh, dan tidak dilazimi baginya menurut akal bahkan keduanya itu berhimpun menurut adat . Dan shah perceraian keduanya . maka sesungguhnya ada banyak menjadikan Allah SWT. Akan kehidupan pada barang –barang beku, sebagai mu’jizat ataupun karomat , tanpa ketetapan ruh-ruh bagi –benda-benda itu, seperti memberi salamnya pohon kepada Nabi SAW. Dan ber tasbihnya batu-batu kerikil pada tapak tangan Nabi SAW.
              
Adapun roh itu ,menurut qaul yang di bangsakan kepada imam malik:
ِهيَ جِسمٌ ذُوْصُوْرَةٍ كَصُورَةِ الْجَسَدِ فِي الشَّكْلِ وَالْهَيئَةِ
Artinya  :jisim yang mempunyai rupa seperti rupa tubuh, pada bentuk dan kelakuannya.
Pendapat Imamul Haromain Lebih jelas lagi yaitu:
ِجسْمٌٌ لَطِيْفٌ شَفََّافٌ مُشْتَبِكُ بِالْجِسْمِ كَاشِْتيَاكِ الْمَاءِ بِالْعَودِالاَخضَرِ
Artinya   :Jisim yang halus yang jernnih yang mersa pada badan seperti mersanya air pada kayu-kayuan yang hijau.
Tersebut pula dalam Hasiyah Al’Alamatul Amier atas syarah Asysaykh Abdussalam atas Aljauharah fil ilmi kalam,halaman 97,sebagai berikut:
وَصَرَّحَ الْعِزُّبْنُ عَبْدِ السَّلاَمِ بِاَنَّ فِيْ كُلِّ جَسَدٍ رُوْحَيْنِ اِحْدَاهُمَا رُوْحُ الْيَقََظََةِ الَّتِيْ اَجْرَى اللهُ الْعَادَةَ بِاَنَّهَا اِذَا كَانَتْ فِيْ الجَسَدِ كَانَ الاِنْسَانُ مُسْتَيْقِظاً فَاِذَا خَرَجَتْ مِنهُ نَامَ وَرَاَتْ تِلْكَ الرُّوْحُ المَنَامَاتِ وَالاُخْرَى رُوْح ُالحَيَاةِ الَّتِى اَجْرَى اللهُ العَادَةَ بِاَنََّهَا اِذََاكَانَتْ فِي اْجَسَدِ كَانَ حَيًًّا فَاِذَا فَارَقْتُهُ مَاتَ رُوْهَاتَانِ الرُّوْحَانِ فِي بَاطِنِ الاِنْسَانِ لاَ يُعُرَفُ مَقَرُّهُمَا اِلاَّ مَنْ اَطْلَعَهُ اللهُ عَلىَ ذَالِكَ

Artinya:Telah mengatakan oleh Izzuddin Ibnu Abdissalam, bahwa pada tiap-tiap jasad itu ada dua ruh. Salah satu dari keduanya ialah Ruhul Yaqadzah (Ruh jaga), yang dialirkan Allah ada  jika ia berada pada jasad, jadilah manusia itu jaga atau melek, Maka apabila keluar ia daripadanya,tidurlah manusia,Ialah Ruhul-hayat,jika ia berada pada suatu jasad,jadilah ia hidup. Maka apabila ia erpisah dari badan,matilah manusia, dan kedua-dua ruh ini berada dalam batin manusia, yang tidak mengetaui tempat ketetapannya melainkan orang yang di perlihatkan Allah kepadanya atas yang demikian itu.
Demikian menurut IzzuddinAbdissalam.
            Kita tidak akan berbiicara tentang ruh,lebih banyak dari pada apa yang kita peroleh nash-nya dari kitab-kitab Agama. Mendalami pembicaraan mengenai ruh , adalah termasuk apa-apa yang tidak dilakukan oleh Rasulallah SAW.
            Sebagaimana yang dikatakan oleh Allaqqaany Dalam Yauharatutauhid:
                                
وَلاَ تَخُضْ فِي الرُّْوح ِاِذَا  مَا وَرَدَ ا # نَصٌّ عَنِ الشَارِعِ لَكِنْ وُجِدا
ِلمَا لِكٍ هِيَ صُوْرَةٌ كَالْجَسَدِ #  فَحَسبُكَ النَّضُّّ بِهَذَا لسَّنَدِ
Artinya:janganlah kamu mendalami pembicaraan tentang ruh, karena tidak datang nash dari agama tentang itu,akan  tetapi ada diperoleh oleh imam Malik,Ruh itu rupa seperti jasad,maka cukuplah untukmu nashnya dengan sanad ini.
Ibnu  Ruslan pun menegaskan persoslan membicarakan ruh ini, dalam Zubadnya:

وَالرُّوْحُ ماَ اَخْبَرَ عَنْهَا المُجْتَبَ # فَنُمْسِكُ الَمَقَالَ عَنْهاَ اَدَباَ
Artinya:Dan persoalan Ruh,yang dibertakan oleh Nabi yang terpilih,maka kita menahan pembicaraan tentang itu, karena menjalankan adab.
Perhatikanlah akan firman Allah SWT.dalam surat Israa’, ayat 85, sbb:

وَيَسْاَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِيْ رَبِّيْ وَمَا اُوْتِيْتُمْ مِنَ الْعِلْمِ اِلاَّ قَلِيْلاً
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh,katakanlah:Ruh itu termasuk urusan tuhanku,dan tdaklah kamu diberikan ilmu pengetahuan kecuali hanya sedikit.
bukankah ruh itu adalah hakikatnya   ? Sudah barang tentu, Hakikatnya itu yelah diajarkan oleh Allah kepada junjungan kita radullah SAW.tetapi apakah hikmahnya maka tidak dijelaskan masalah ruh ini kepda mereka yang menyanyakannya.
            Ketahuilah bahwa yang bertanya tentang ruh dikala itu adalah orang-orang yahudi, Menurut apa yang tertera dalam kitab-kitab mereka,setengah dari tanda Nubuwwatnya Nabi Muhammad SAW.adalah tidak menjawabnya adalah untuk mencocokkan apa yang tertera dalam kitab mereka.
            Dan karena pertanyaan mereka itu adalah pertanyaan untuk melemahkan dan menyalahkan,lagipula Ruh itu merupakan kata yang dipersekutukan antara : ruh manusia, jibril, satu macam malaekat yang bernama Ruh, malaekat lain, Alquran dan sayyidina Isa bin Maryam As. Maka dijawab satu dari padanya, niscaya berkata Yahhudi-Yahudi itu, bukan ini yang kami kehendaki, karena ke ingkaran mereka. Maka datanglah jawaban secara mujmal atas jalan yang meliputi tiap-tiap ma’na Ruh.
            Nah, demikianlah pembicaraan mengenai Ruh, Dan jika anda berminat banyak untuk persoslan ini, dapatlah anda membaca kitab-kitab yang membicarakan tentang Ruh,yang paling banyak menurut penilaian kami diantara yang membicarakan itu adalah tulisan Alhafidz Ibnu Mandah. kami persilahkan anda untuk menela’ahnya.
            Kini marilah kita berbicara tentang darah, darah itu terdiri dari 40% atas sel-sel, sebagian besar sel-sel merah  60% terdiri atau zat cair; Plasma darah. Darah mempunyai funggsi banyak: Diantaranya: mengangkut zat-zat yang perlu untuk pertumbuhan sel-sel dan mengangkut kembali ampas-ampas yang tebentruk sesudah pekerjaan sel-sel. Diantara fungsinya pula,membela badan terhadap penyebab-penyebab penyakit.
            menjawab  pertanyaan anda mengapa orang mati tidak ada darahnya, maka menurut catatan ilmu kedokteran , bahwa mati itu adalah keadaan seorang , jika  berbagai macam alat badan sudah tidak dapat menjalani fungsinya lagi. Dengan sendirinya darah- darah yang tadinya mengalir tidak dikekang oleh debaran-debran jantung, yang sudah tidak bekerja maka darah-darah itu turun ke bagian badan yang paling rendah dan membeku disana.Yang denganyalah terjadilah lebab mayat atau hypostase.Itulah sebabnya orang yang mati tidak ada darahnya yang mengalir karena darahnya sudah membeku di bagian badanya yang paling rendah.
            wallahu Waliyuttaufiq wal Hidayah.
Sumber:Taudihul Adillah Jilid 5/100 Masalah Agama/KH. M.Syafi’I Hadzmi/Halaman :03 /Menara Kudus

Lihat Artikel lainya yang berkaitan dengan :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar