Oleh Alfan Afias.SS, 2008-03-20
Ditengahpengaruh globalisasi, lembaga pendidikan Islam khususnya madrasah masih harus menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya, bagaimana madrasah dapat setara, dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah umum.
"Kini sudah saatnya, madrasah bisa memainkan peran penting dalam kehidupan global, tanpa kehilangan ciri khas serta jati dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam, " ungkap Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama DKI Jakarta, H A Malik MTT di sela-sela acara presentasi nominasi Lomba Karya Tulis Ilmiah bagi Guru Madrasah Ibtidaiyah, yang diselenggarakan Balai Litbang Agama DKI, di Wisma Haji, Jakarta.
Menurutnya, sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, perkembangan lembaga pendidikan Islam khususnya madrasah, masih sering diperlakukan diskriminatif. Padahal, sebagai negara yang mayoritas muslim seperti Indonesia, tidak pantas madrasah diposisikan sebagai lembaga pendidikan 'kelas dua'.
Harus diakui, lanjut Malik, posisi madrasah saat ini kualitas belajar-mengajarnya sudah sama dengan sekolah umum. Namun sejauh ini, keunggulan-keunggulan yang diraih siswa-siswi madrasah masih belum tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat. Sehingga dampaknya, madrasah masih pada posisi 15 tahun lalu yaitu bukan prioritas sebagai sekolah pilihan bagi masyarakat.
Ia mengatakan, Depag melalui balai penelitiannya terus berupaya menyetarakan madrasah dengan lembaga pendidikan umum, memberikan peluang kepada guru dan siswa siswi madrasah, untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi umum.
"Kemampuan guru-guru madrasah itu diasah untuk melakukan penelitian bagaimana mengembangkan kualitas belajar mengajar di madrasah. Dan hasil penelitiannya itu dituangkan dalam karya tulis, yang diperlombakan, " jelasnya.
Malik menambahkan, Lomba Karya Tulis Ilmiah bagi Guru Madrasah Ibtidaiyah ini, bukan hanya khusus untuk guru-guru madrasah di DKI Jakarta saja, tapi pesertanya dari seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas menyatakan, profesionalisme guru agama perlu terus dikembangkan, salah satunya dengan memberikan sertifikasi kepada guru sebagai tolak ukur peningkatan profesionalisme.
"Sertifikasi guru saat ini bisa menjadi salah satu tolak ukur dari profesionalisme seorang guru, terutama guru agama, untuk selalu meningkatkan kemampuannya, "ujarnya pekan lalu, di Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar