Kamis, 21 Juni 2012

kemunduran peradaban islam di baghdad

Makalah
Kemunduran Peradaban islam di Baghdad
oleh : Muhammad Syafi'i/ Mahasiswa pasca/II/2012
Dosen : Dr. Jamaluddin,MA

I. PENDAHULUAN
Masa bani Umayyah merupakan masa ekspansi daerah kekuasaan islam,sedangkan masa Bani Abbas adalah masa pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan peradaban islam, di masa bani Abbas inilah perhatian kepada ilmu pengetahuan dan filsafat yunani memuncak, terutama di zaman Harun Al-Rasyid dan Al-Makmun yang merupakan Masa keemasan kota Baghdad, Dari kota inilah memancarkan sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestise politik, supremasi ekonomi, dan aktivitas intelektual merupakan tiga keistimewaan kota ini. karena Buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat didatagkan dari Bizantium dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang mana proses penterjemahan tersebut berlangsung kira-kira satu abad.
Sejak awal berdirinya, kota baghdad sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya, Philip K. Hitti menyebutnya sebagai kota intelektual. Menurutnya, diantara kota-kota dunia, Baghdad merupakan profesor masyarakat islam.
Setelah kejayaan baghdad mencapi puncaknya maka Kemunduran umat Islam dalam peradabannya datang, dan itu terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M. ketika baghdad diserang oleh Hulagu Khan cucu dari Jengis Khan yang berasal dari Mongolia. Hancurnya kota Baghdad menyebabkan kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu oleh sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak .
Di saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia Eropa malah sebaliknya mengalami kebangkitan mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam. Ilmu Pengetahuan dan filsafat tumbuh dengan subur di tempat-tempat orang Eropa. Akibatnya bila pola fikir tradisional yang berkembang di dunia Islam terus tertanam dan tumbuh subur, maka di tempat mereka di Eropa. Hal ini merupakan penyebab beralihnya secara drastis pusat pendidikan dari dunia Islam ke Eropa.
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kota Baghdad
Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah kedua, Al-Mansyur (754-755 M) pada tahun 762 M. Al Mansur kelihatanya merasa kurang aman di tengah-tengah Arab, maka ia dirikan ibu kota baru didekat bekas kota persia, Ctesiphon sebagai ganti Damaskus ( Ibu kota pada dinasti Umayyah ) yang terletak dipinggir sungai Tigris . Beliau menugaskan beberapa orang ahli untuk meneliti dan mempelajari lokasi Baghdad, ada beberapa yang diperintahkan mereka tinggal di daerah tersebut untuk mengatahui keadaan udara, tanah, dan lingkungan. Kota ini berbentuk bundar, dan sekelilingnya dibangun tembok yang besar dan tinggi. Di luar dinding tembok, digali parit besar yang berfungsi sebagai saluran air dan sekaligus sebagai benteng. Di kota ini,terdapat istana di pusat kota, asrama pegawai, rumah kepala polisi, dan rumah keluarga khalifah. Istananya bernama Qasruzzabad yang memiliki luas 160 ribu hasta persegi. Dibuat sangat indah dengan membujur empat jalan utama ke luar kota. Di kiri kanan jalan, dibuat gedung bertingkat. Di luar Kota Baghdad, dibangun kota satelit, seperti Rushafah dan Karakh. Kedua kota tersebut dilengkapi dengan kantor, toko-toko, rumah,taman, kolam, dan lainnya. Karena itu, Kota Baghdad menjadi kota impian seluruh dunia. Dan menurut Philip K. Hitti, kota baghadad merupakan kota terindah
Semula kota ini diberi nama Madinatus Salam ( kota perdamaian ), lalu dirubah menjadi Baghdad yang berarti kota anugrah Tuhan ( given by god ). Dalam pembangunan kota ini, khalifah memperkerjakan ahli-ahli bangunan yang terdiri dari arsitektur, tukang batu, tukang kayu, ahli pahat ahli lukis dan lain-lain yang didatangkan dari Syria, Mosul, Basrah, dan Kufah. Jumlah mereka sekitar 100,000 orang dipimpin oleh Hajjaj bin Artha dan Amran bin Waddlah. Kota yang pembangunannya memakan waktu 4 tahun ini berbentuk bundar yang dikelilingi tembok besar dan tinggi. Di luar tembok digali parit yang berfungsi sebagai saluran air dan sekaligus sebagai benteng pertahanan. Kota ini memiliki empat pintu gerbang,yaitu : Bab Al-Kufah terletak disebelah barat daya, Bab Al-Syam di Barat laut, Bab Al-Basrah di Tenggara dan Bab Al-Khurasan di Timur laut. Di antara masing-masing pintu gerbang ini dibangun 28 menara sebagai tempat pengawal yang bertugas mengawasi kedaan di luar kota. Di atas setiap pintu gerbang dibangun tempat peristirahatan yang dihiasi lukisan indah dan mengagumkan.
Di tengah-tengah kota Baghdad terletak istana Khalifah yang dibangun dengan pola arsitektur Persia. Istana ini dikenal dengan nama” Al-Qashr Al-Dzahab” ( Istana emas). Istana ini dilengkapi dengan bangunan masjid, ruang pengawal istana, kantor polisi dan puri-puri tempat tinggal keluarga khalifah. Di sekitar istana dibangun pusat pembelanjaan dan jalan raya yang menghubungkannya dengan pintu-pintu gerbang kota. Di samping itu, di pinggir kota Baghdad dibangun kota-kota satelit, seperti Rushafah dan Karakh lengkap dengan sarana perkantoran, perumahan, pusat pembelanjaan, taman dan kolam renang.

B. Baghdad Sebagai Pusat Peradaban, Ilmu Pengetahuan Dan Aktivitas Perekonomian

Sejak awal berdirinya, kota Baghdad sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Khalifah Al-Manshur memerintahkan penterjemahan buku-buku ilmiah dan karya sastra dari berbagai negara besar pada masa itu. Para peminat ilmu dan kesusasteraanpun diundang ke Baghdad. Itulah sebabnya kota ini dikenal sebagai kota inetelektual dan merupakan profesor masyarakat Islam. Sepeninggal Al-Manshur, Kota Baghdad berkembang pesat karena peranannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak ilmuwan dari berbagai daerah datang ke kota ini untuk mendalami ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid dan Khalifah Al-Makmun, Kota Baghdad mencapai puncak kemajuan (zaman keemasan/ Golden Prime).dan itu terletak pada masa 10 khalifah , dan menurut Badri Yatim terletak pada 7 khalifah. Ketika itu Baghdad menjadi pusat peradaban dan kebudayaan tertinggi di dunia. Prestise politik, supermasi ekonomi dan aktifitas intelektual merupakan tiga keistimewaan kota ini. Ilmu pengetahuan dan kesusasteraan berkembang sangat pesat. Banyak buku-buku ilmu pengetahuan dan kesusasteraan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dikembangkan oleh para sarjana muslim. Di antaranya adalah :

1. Dari India banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu obat-obatan. ilmu hisab (hitung), astronomi. musik dan kesusateraan.
2. Dari Persia, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu astronomi, hukum, sejarah, musik dan kesusasteraan.
3. Dari Yunani, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan filsafat, mantiq, tatanegara (politik) dan astronomi.
4. Dari Mesir, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu kimia, dan anatomi (biologi).
5. Dari Kaldani, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu pertanian.
Dalam bidang ekonomi perkembanganya berjalan seiring dengan perkembamgan politik. Pada masa Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, perdagangan dan industri berkembang pesat. Kehidupan ekonomi kota ini didukung oleh tiga buah pelabuhan yanng ramai dikunjungi para Kholifah dagang internasional (Cina, India, Asia tengah, Syria, Persia, Mesir, dan negri Afrika lainnya), dua di Bashrah Dan Sirat di Teluk Persia.
Sebagai sentral aktifitas keilmuan, Khalifah Al-Makmun mendirikan perpustakaan besar yang diberi nama Baitul Hikmah. Di tempat ini para ulama dan ilmuwan berdiskusi dan melakukan ka jian-kajian keagamaan maupun keilmuan. Di antara anggota majelis ilmuwan yang aktif di Baitul Hikmah adalah :
1. Bacht Yesyu’, seorang pakar ketabiban yang berasal dari Ger grius.
2. Hunain bin Ishaq Al-Ibadi dan dua orang anaknya, Daud bin Hunain dan Ishaq bin Hunain yang banyak menterjemahkan buku-buku filsafat dan ketabiban dari Yunani.
3. Al-Hajjaj bin Mathar yang pernah berhasil menterjemahkan buku Al-Magest karya Ptolemius.
4. Tsabit bin Qurrah yang banyak menterjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari Yunani, seperti Matematika, Astronomi, termasuk buku-buku karya Archimides.
5. Mankah Al-Hindi yang menterjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa Sansekerta (India), terutama yang berhubungan dengan ilmu ketabiban.
6. Abu Yahya Al-Bithriq yang banyak menterjemahkan buku-buku dari Yunani, seperti Quadripalitum karya ptolemius, Elementa Al Magest karya Euclides dan buku-buku karangan Galen, Hipocrates dan lain-lain.

Di samping itu, banyak didirikan akademi, sekolah tinggi dan madrasah. Di antaranya adalah perguruan Nidhamiyah yang didirikan oleh perdana menteri Nidhamul Muluk dan perguruan Mustanshiriyah yang didirikan oleh Khalifah Al-Mustanshir Billah. Madrasah Abu Hanifah dan Madrasah Al-Bashiriyah. Sebagian besar Madrasah di Baghdad mengajarkan fiqih satu madzhab, kecuali Madrasah Mustanshiriyah dan Al-Bashiriyah yang mengajarkan empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali).
Dalam bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan digemari orang. Diantara karya sastra yang terkenal ialah Alfu Lailah wa Lailah, atau kisah seribu malam. Dikota Baghdad ini, lahir dan muncul para saintis, ulama, filosof, dan sastrawan Islam yang tarkenal, seperti al-Khawarizin (ahli astronomi dan matematika, penemu ilmu aljabar), al-kindi (filosof Arab pertama), al-Razi (filosof ahli fisika dan kedokteran), al-Farabi ( filosof besar yang dijiluki dengan al-Mu’alim al-Tsani, guru kedua setelah Aristoteles), tiga pendiri mazhab hukum Islam (Abu Hanifah, Syafi’i, dan Ahmad bin Hambal), Al-Ghazali (filosof, teolog, dan sufi besar dalam Islam yang dijuluki dengan Hujjah al-Islam), Abd Al-Qadir Al-Jailani (pendiri tarekat qadiriyyah) Ibn Muqafa’ (sastarawan besar), dan lain-lain.
Selaras dengan stabilitas politik Abbasiyah, perekonomian berkembang dengan pesat, terutama dalam bidang perdagangan dan industri. Perkembangan di bidang perekonomian ini didukung oleh pelabuhan dagang di Basrah dan Sirat di Teluk Persia yang banyak dikunjungi para pedagang dari Cina, India, Asia Tengah, Syria, Mesir dan negeri-negeri Afrika lainnya. Kota Baghdad ketika itu menjadi pusat perdagangan internasional dan menjadi tempat interaksi antar bangsa tanpa melihat perbedaan agama dan unsur kebangsaan.
Dan kalau kita simpulkan kemajuan itu hampir mencakup semua aspek kehidupan :
a. Administratif pemerintahaan dengan biro-bironya
b. Sistem organisasi militer
c. Administrasi wilayah pemerintahan;
d. Pertanian, perdagangan dan industri;
e. Islamisasi pemerintahan;
f. Kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematika, geografi,historiografi, filsafat islam, teologi, hukum ( fiqh ) dan etika islam, sastra, seni dan penerjemahan;
g. Pendidikan,kesenian,arsitektur, meliputi pendidikan dasar (kuttab ),menengah dan perguruan tinggi, perpustakaan dan toko-toko buku, media tulis, seni rupa,seni musik dan arsitek

C. Kejatuhan Kota Baghdad
Jatuhnya kota Baghdad di tangan Hulagu Khan pada tahun 1250 M. bukan saja pertanda yang awal dari berakhirnya supremasi Khilafah Abbasyiyah dalam dominasi politiknya, tetapi berdampak sangat luas bagi perjalanan sejarah umat Islam. Karena ini merupakan titik awal kemunduran umat Islam dibidang politik dan peradaban Islam yang selama berabad-abad lamanya menjadi kebanggaan umat.
Dalam sejarah dinasti Abbasiyah ada dua faktor penyebab kemunduran peradaban islam di Baghdad yaitu :
1. Faktor Intern
a. Kemewahan hidup di kalangan penguasa
Setiap Kahalifah cenderung ingin lebih mewah daripada pendahulunya. Kondisi ini memberi peluang kepada tentara profesional asal turki untuk mengambil alih kendali peperintahan
b. Perebutan Kekuasaan antara keluarga Bani Abbasiyah
Perebutan kekuasaan dimuali sejak masa Al-Ma’mun dengan Al-Amin, dan setelah Al Mutawakkil wafat , pergantian khalifah terjadi secara tidak wajar, ada yang wafat karna dibunuh, diracun dan diturunkan secara paksa.
c. Konflik keagamaan
2. Faktor Ekstern
a. Banyaknya peberontakan
b. Dominasi bangsa Turki
c. Dominasi bangsa Persia

Namun selain dua faktor kemunduran itu, ada faktor-faktor lain juga yang menyebabkan jatuh dan hancurnya Baghdad yang berada pada dinasti Abbasiyah tersebut, di antaranya:
1. Lemahnya semangat patriotisme negara, menyebabkan jiwa jihad yang diajarkan islam tidak berdaya lagi menahan segala amukan yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
2. Hilangnya sifat amanah dalam segala perjanjian yang dibuat, sehingga kerusakan moral dan kerendahan budi menghancurkan sifat-sifat baik yang mendukung negara selama ini
3. Tidak percaya pada kekuatan sendiri. Dalam mengatasi berbagai pemberontakan, khlifah mengundang kekuatan asing. Akibatnya kekuatan asing tersebut memanfaatkan kelemahan khalifah.
4. Adanya persaingan tidak sehat antara beberapa bangsa yang terhimpun dalam Daulah Abbasyiah, terutama Arab, Persia dan Yurki.
5. Adanya konflik aliran pemikiran dalam Islam berupa fanatik mazhab yang sering menyebabkan timbulnya konflik berdarah.
6. Kemerosotan ekonomi, karena banyaknya biaya yang digunakan untuk anggaran tentara, pejabat yang korupsi, kebiasaan penguasa yang hidup berpoya-poya.

Disamping faktor – faktor intern di atas ada faktor Eksteren yang menghancurkan dinasti yang berpusat di baghdad tersebut yaitu Munculnya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dari kekuasaan pusat di Baghdad. Dan itu pada abad ke III Hijriah, disebabkan banyaknya kegoncangan politik. Dan mereka bukan sekedar berpisah dari kekuasaan baghdad tetapi memberontak dan berusaha merebut pusat kekuasaan di Baghdad. Hal ini dimanfaatkan oleh pihak luar dan banyak mengorbankan umat, yang berarti juga menghancurkan sumber daya manusia ( SDM ) dan peradabannya.

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab utama dari mundurnya peradaban islam di Baghdad ditandai dengan runtuhnya Baghdad selaku ibukota Daulah Abbasyiah ke tangan bangsa Mongol. Hal itu pun menyebabkan seluruh dunia Islam juga mengalami kemunduran. Karena Baghdad pada saat itu berfungsi sebagai kiblat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Kemunduran itu disebabkan oleh dua faktor yaitu Faktor Intren dan Eksteren Dinasti Abbasiyah yang dimanfaatkan oleh pihak luar dan banyak mengorbankan umat, yang berarti juga menghancurkan sumber daya manusia ( SDM ) ummat islam pada saat itu.
Dan dari kejadian inilah muncullah ungkapan. Umat Islam maju karenadekat dengan agamanya, sedangkan umat Kristen maju karena jauh dari agamanya.






DAFTAR PUSTAKA

Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, jilid I,UI-Press,2010
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:Rajawali Pers. 2006)
Jamaluddin surur, Tarikh Al-hazharah Al-Islamiyah Al-Masyriq, Kairo:dar Al-fikr Al-Arab,1976.
Dedi supriadi, Sejarah peradaban islam, bandung , pustaka setia,2008
K. Hitti, Philip, Capital Cities Of Arab Islam, (Minneapollis: University Of Minnesota Press, 1973)
http://rarasyatta.blogspot.com/2011/07/pusat-peradaban-islam-di-baghdad.html
http://yusufrahman.blogdetik.com/2009/02/08/menelusuri-jejak-kota-baghdad/



Lihat Artikel lainya yang berkaitan dengan :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar