Maksud ibarat
Usul 1/B:08/09/91
واعلم أن الموجودات بالنسبةإلى المحل والمخصص أربعة أقسام كما ذكره المصنف في المقدمات :
1. قسم لا يفتقر إليهما وهو ذات الله تعالى
2. وقسم يفتقر إليهما وهو أعرض الحوادث
3. وقسم لا يقوم بالعمل إلى المحل ويفتقر إلى المخصص وهو ذات الحوادث
4. وقسم يقوم بالمحل ولا يفتقر إلى المخصص وهو صفة الله تعالى
( بيجوري سنوسية )
Yang saya usulkan ialah No. 3 ( tiga ) apakah maksud ibarat tersebut ? Mohon penjelsan
Jawab :
Disini saya akan menjelaskan maksud dengan ( mahal ) yaitu zat dan maksud dengan ( Mukhassis ) yaitu ( Al-Mujid ) dan apabila kalian mengerti dengan maksud dari pada dua kaliamat tersebut, mengertilah kalian akan makna bahagian yang empat mendatang ini :
1- قسم لا يفتقر إليهما ( يعني إلى الذات وإلى المخصص ) وهو ذات الله تعالى لايفتقر إلى ذات يقوم به ولا يفتقر إلى المخصص.
2. - قسما يفتقر إليهما ( يعني إلى ذات يقوم به وإلى المخصص ) وهو أعرض الحوادث ( كالحركات والسكنات ) فإنه عرض والعرض لايقوم بنفسه بل يفتقر إلى ذات يقوم به ويفتقر إلى المخص لأنه حادث يفتقر إلى محدث
3- وقسم لايفتقر إلى المحل ويفتقر إلى المخصص وهو ذات الحواديث , قوله لايفتقر إلى المحل لأنه ذات والذات لايفتقر ألى ذات يقوم به قوله ويفتقر ألى المخصص لأنه حادث و كل حادث يفتقر إلى محدث
4- قسم يقوم بالمحل ولا يفتقر إلى المخصص وهو صفات الله , لأن الصفات لا يقوم بنفسه بل يفتقر إلى محل يقوم به ولا يفتقر إلى المخصص لأنه قديم, وكل قديم لا يفتقر إلى محدث.
Keterangan Hadits
Usul 6/B:36
Mohon penjelasan maksud hadits yang berbunyi sebagai berikut :
خمس صلوات في اليوم والليلة فقال هل علي غيرها فقال لا إلا أن تطوع وسأله عن الزكاة والصيام وقال في أخره والله لا أزيد على هذا و لا أنقص
Jawab :
Hadits tersebut di ats adalah hadits yang diriwatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang asal riwayatnya sebagai berikut :
قال جاء رجل من أهل نجد فإذا هو يسأل عن الإسلام فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : خمس صلوات في اليوم والليلة فقال هل علي غيرها فقال لا إلا أن تطوع وسأله عن الزكاة والصيام وقال في أخره والله لا أزيد على هذا و لا أنقص فقال النبي صلى الله عليه وسلم : أفلح إن صدق ( رواه ا لبخاري )
Istinbatnya hadits ini menurut Syekh Abu Hamid adalah :
1. Nabi menceritakan bahwa sembahyang yang lima waktu adalah merupakan kewajiban bagi Ummat Islam
2. Sabda Nabi ( إلا أن تطوع ) kalimat ini menyatakan bahwa selain dari sembehyang yang lima waktu merupakan barang sunnat.
3. kalimat ( لا أزيد على هذا و لا أنقص ) dan ( أفلح إن صدق ) menyatakan bahwa tidak berdosa apabila meninggalkan yang selain dari sembahyang yang difardhukan lima waktu tersebut.
Sebagaimana di sebutkan dlam kitab “ Majmu’ Halaman : 19 Jilid 4 Sebagai berikut :
واستيقظ أبو حامد وغيره منه أربعة أدلة : أحدها : أن النبي صلى الله عليه وسلم أخبره أن الواجب من الصلوات إنما هو الخمس ( الثاني ) قوله : علي غيرها فقال لا ( الثالث ) قوله صلى الله عليه وسلم : إلا أن تطوع وهذا تصريح إنه لا يأثم بترك غير الخمس ( تكملة المجوع )
Ayat yang paling akhir turun
Usul 5/B;36
Para Penceramah sering saya dengar bahwa ayat yang paling akhir turun adalah :
اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا
Dan di lain pihak ada yang mengatakan :
واتقوا يوما ترجعون فيه إلى الله ثم توفي كا نفس ما كسبت وهم لا يظلمون ( البقر ة )
Ayat ini turunya menjelang 21 hari akan wafatnya Rasulallah SAW dan sebagaian pendapat mengatakan 7 hari sebelum wafatnya Rasulallah sedangkan ayat diatas turunnya pada waktu hajjinya rasul
Dengan adanya dua pendapat ini maka pendapat manakah yang benar ?
Jawab :
Ayat yang diturunkan paling Akhir di antaranya banyak pendapat Ualama’ seperti Ayat kalalah, Ayaturriba dan ada pula yang mengatakan Addaen
Pendapat-pendapat mereka adalah tidak berlawanan karena dapat dihimpun sebgai berikut :
1. Ayatul kalalah ayat yang paling akhir yang menyatakan tentang warisan.
2. Ayattuddaen ayat paling akhir yang menyatakan tentang so’al hutang
3. Ayaturriba adalah ayat yang paling akhir yang menerangkan tentang hukum Riba.
Adapun :
اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا
Diantara turunnya dan wafatnya rasul adalah 92 hari dengan denikian jauh sekali pada perkiraan kita bahwa selama itu tidak ada ayat yang diturunkan, oleh karena itu kebanyakan yang menguatkan bahwa ayat yang paling akhir turun ialah ;
واتقوا يوما ترجعون فيه إلى الله ثم توفي كا نفس ما كسبت وهم لا يظلمون ( البقر ة )
Sedangkan :
اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا
Termasuk ayat terakhir turunnya , bukan paling Akhir , melainkan Ayat :
واتقوا يوما ترجعون فيه إلى الله ثم توفي كا نفس ما كسبت وهم لا يظلمون ( البقر ة )
Dan ayat ini menunjukkan wafatnya Rasulallah SAW yang lazim menjadi kesudahan ayat yang turun kepada Nabi Muhammad SAW.
Al- Qur’an
tidak disusun menurut tertib turunnya
Usul 6/B;36
Apa sebab ayat Al-Qur’an tidak disusun menurut tertib turunnya ? Mohon penjelasan ?
Jawab :
Penyusunan Al-Qur’an diatur surat-suratnya atau ayat-ayatnya seperti yang kita lihat sekarang ini memang petunjuk dari nabi dan tartibul ayat atau surat adalah tauqifi
Adapun yang terjadi setelah beliau wafat yaitu penghimpunan Al-Qur’an pada zaman kahlifah Abu baker As-Siddiq RA , kemudian pada zaman Khalifah Utsman bin Affan adalah Pembukuannya, bukan penertiban ayat atau surat.
Pengertian Huruf “ Maa “
Usul 4/B:5-5-1991
Huruf Ma ( ما ) yang diartikan dengan : sembarang seperti yang terdapat dalam sepotong ayat (أعطني كتبا ما ) huruf Maa (ما ) disini kepada apakah ia digolongkan ?
Jawab :
Berapa kaliamat di dalam usul saudara itu saya buang karaena tidak terdapat didalam Al-Qur’an ayat yang seperti saudara sebutkan itu ( karena berat sekali hukumnya yang bukan ayat al-qur’an dikatakan ayat Al- Qur’an ) dan sebaliknya yakni sebenarnya ayat Al-Qur’an dikatakan bukan ayat Al-Qur’an dikatakan bukan ayat Al-Qur’an karena pada yang dahuluan baru menambahkan sendiri ayat Al-Qur’an dan pada yang kedua ini mengurangkan dengan sendiri ayat Al-Qur’an
Adapun perselisihan Ulama’ pada menghitung ayat-ayat Al-Qur’an tidak menambahkan ayat –ayat Al-Qur’an dan tidak menguranginya.
Adapun usul saudara mengenai huruf Maa (ما ) didalam bahsa Arab perhatikanlah kami sebagai berikut:
1. Ada Maa ( ما ) Zaidah seperti Maa ( ما ) didalam ayat :
فبما رحمة من الله لنت لهم
2. Maa ( ما ) فةكا Kaffah seperti Maa ( ما ) yang terdapat pada kalimat Innama ( ما ) dan arti Kaffah yang menegah akan Inn (ما ) dari pada beramal, maka dari itu dii’rab Innama ( إنما ) dengan ucapan Innama ( إنما ) Kaaffah wa Makfufaah ( كافة و مكفوفة ), karena hilang khususiat Inn ( إن ) itu dengan jumlah ismiyahh dan boleh masuk kepada jumlah Fi’liyah , misalnya :
إنما زيد قائم
3. dan Maa ( ما ) Nafiyah seperti : ما جاء زيد
4. Maa Nafiyah Hijaziyah seperti ; ما هذا بشرا di I’rabnya ترفع الاسم وتنصب الخبر
5. Maa Nafiyah Tamimiyah ini tidak beramal seperti : ما زيد قائم
6. Maa Masdariyah Zarfiyah seperti : ما دام زيد مترددا إليك يعني مدة دوام زيد مترددا إليك
7. Maa Ismul Mausul yaitu yang berhendak kepada A’id dan shilah sama dengan Maan ( ما ) dan yang galibnya Maa ( ما ) dipakai untuk bukan berakal seperti: اعجبني ما اشتريته tetapi terkadang dipakai dengan sebaliknya seperti : فانكحوا ما طاب لكم dan seperti : ومنهم من يشتري على بطنه
8. Maa Istifham seperti : اشتريت ما artinya : Apa engkau Beli ?
9. Maa ( ما ) didalam usul saudara itu disebut dengan Nama Maa nakirah seperti Misal ; yang saudara ajukan dalam usul tersebut diatas ( اعطني كتابا ما ) dan I’rab Maa ini adalah : ( إسم نكرة مبني على السكون في محل نصب صفة لكتب )
Dengan arti berilah saya beberapa kitab apa saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar